- KAMPUNG PERIKANAN BUDIDAYA DAN BANTUAN MESIN PAKAN
- MEKANISME PENYALURAN DAN SPESIFIKASI BANTUAN PEMERINTAH LINGKUP DIREKTORAT PERBENIHAN TA. 2023
- PENATAAN LOGISTIK KELAUTAN DAN PERIKANAN
- Juknis Pengisian Kuisioner KUSUKA Subsektor Pembudi daya Ikan
- Juknis Pengisian Kuesioner KUSUKA Subsektor Tangkap
- Juknis Pengisian Kuesioner KUSUKA Subsektor PRL
- PENGISIAN KUSIONER KUSUKA SUBSEKTOR PDS
- PROGRAMA PENYULUHAN NASIONAL 2023
- Sosialisasi Permen KP Nomor 41 Tahun 2022 Tentang Kartu Pelaku Usaha dan Pelaku Pendukung Sektor Kel
- PERMEN KP NO. 41 TAHUN 2022
Penggelondongan Kerapu Lumpur di Tambak
Materi Terkait
- Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (BUSMETIK) di Kec.Secanggang Kab.Langkat1
- Buddaya Kakap Putih0
- Pakan Alami Phronima, 40 Hari Panen Udang Windu0
- Cara Stunting, Bisa Panen Bandeng Empat Kali Setahun0
- Pentingnya Kemarau Pada Budi Daya Udang Tradisional0
Materi Populer
- https://drive.google.com/file/d/1Qcnyt9j3Hsz10-SAggHy5PkCJjaMesV_/view?usp=sharing
- Mengenal Ikan Dewa, Ikan Pribumi yang Langka dan Mahal
- Ini Dia, Ikan Lele Unggul dari Masa ke Masa
- Pakan Alami Phronima, 40 Hari Panen Udang Windu
- Teknik Pembenihan Ikan Gurame
- Pembuatan Media Penyuluhan Perikanan
- Budidaya Ikan Dewa Memiliki Prospek Cerah
- Teknologi Pembuatan Sosis Ikan di Poklahsar Prima Melati Purbalingga
- Cara Stunting, Bisa Panen Bandeng Empat Kali Setahun
- Membuat Peta Poligon Untuk Profil Kelompok

Keterangan Gambar : Penggelondongan Kerapu Lumpur di Tambak
Penggelondongan Kerapu Lumpur di Tambak
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Langkat memiliki potensi yang cukup besar di bidang budidaya perikanan baik udang, nila, bandeng dan komoditi lainnya termasuk budidaya kerapu.
Ikan kerapu (Epinephelus Spp) merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang cukup potensial untuk dikembangkan. Sebagai ikan konsumsi ikan ini banyak dibutuhkan untuk hidangan restoran dan hotel mewah di dunia. Kisaran berat 500 – 100 gram per ekor, terutama dalam keadaan hidup memiliki harga tinggi dibandingkan dalam bentuk ikan mati. Negara konsumen terbesar adalah Hongkong dan Singapura
Di Kabupaten Langkat budidaya kerapu lumpur telah lama dilakukan baik yang dibudidayakan pada tambak maupun dalam Keramba Jaring Apung (KJA). Dalam melakukan budidaya kerapu lumpur tersebut para pelaku utama menemukan 4 jenis kendala besar yaitu:
Bibit; Ukuran bibit yang digunakan tidak seragam sehingga terjadi kanibalisme selama pemeliharaan dan pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kelulusan hidup. Maslah bibit ini disebabkan belum adanya suplay bibit dari hatchery dan masih tergantung pada bibit hasil tangkapan dari alam yang tentunya ukurannya tidak dapat seragam.
Pakan; Pakan yang diberikan adalah ikan rucah segar yang ketersediannya tergantung pada musim tangkapan. Bila pasang besar volumenya akan sangat banyak dan bila sedang pasang mati maka akan sangat sulit.
Lokasi; Pemilihan lokasi kurang memperhatikan faktor resiko seperti gangguan alam, pencemaran, predator dan konflik pemakai serta parameter lingkungan yang tidak memenuhi syarat.
Hama/ penyakit Cara pengendalian hama dan penyakit umumnya belum banyak dipahami petani/pengusaha baik melalui pembersihan keramba, pencegahan predator maupun pengendalian/pengobatan penyakit yang ditimbulkan oleh organisme patogen.
Memperhatikan bahwa ketersediaan bibit masih merupakan salah satu factor utama dalam budidaya ini maka perlu adanya upaya utuk mengatasinya, sehingga dapat meningkatkan sumberdaya dan produksi kerapu.
Untuk itu desain penggelondongan kerapu lumpur yang telah disusun sebelumnya perlu diuji cobakan dan bila menunjukkan kelayakan maka akan diadopsi dan dikembangkan oleh pelaku utama..
Tujuan
Uji coba paket teknologi spesifik lokasi penggelondongan kerapu lumpur ditujukan untuk : menyediakan paket teknologi yang telah diujicobakan sesuai dengan kondisi dan spesifikasi lokasi yang ada di Kabupaten Langkat.
BAB II
DESAIN UJI COBA
Persyaratan demonstrator
Jumlah demonstrator sebanyak 1 orang
Demonstrator mampu menyediakan minimal petakan tambak minimal 2 x 400 m2 dengan bentuk desain tambak bujur sangkar dan atau perbandingan panjang dan lebar maksimal 3 : 2.
Memiliki atau mampu menyediakan keramba tancap dalam tambak sebanyak 4 unit berukuran minimal 5 x 6 m
Memiliki atau mampu menyediakan kincir atau long am sebanyak 4 unit
Bersedia mengikuti penjelasan dan pedoman yang telah disusun
Demonstrator minimal telah berpengalaman dalam budidaya Kerapu lumpur minimal selama 2 tahun
Bersedia melakukan pencatatan dan pengulangan minimal 3 siklus.
Persyaratan Lokasi
Bebas dari faktor resiko yaitu : Gangguan alam (badai dan gelombang besar) Adanya predator (hewan buas laut dan burung laut) Pencemaran (limbah industri, pertanian dan rumah tangga) Konflik pengguna (lalu-lintas kapal umum dan kapal tanker)
Bebas dari faktor kenyamanan.
Memiliki persyaratan kondisi hidrografi, yaitu :
Kedalaman air > 5 m
Kadar garam 20 – 35 ppt
Oksigen terlarut 3 – 7 ppm
Tinggi air pasang 0,5 – 1,5 meter
pH 6 – 8,5
Suhu 27 – 32 oC
Faktor pendukung lainnya seperti sumber pakan, tenaga kerja, Listrik dan jalan ke lokasi.
Pemasangan kincir atau Long am.
20 m |
20 m |
Kincir/ long am |
|
2m |
2 m |
Arah putaran air |
20 m |
Kincir/ long am |
|
2m |
2 m |
Arah putaran air |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Kincir atau long am dipasang pada sudut yang berseberangan. Jarak kincir/long am dari benteng sejau 2 m, seperti gambar berikut :
Pembuatan pipa buangan Residu
|
0,3 M |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Pipa pembuangan digunakan pipa berukuran diameter 8 inc. pipa bagian dalam diletakkan tepat ditengah petakan tambak dengan tinggi 0,3 m dan telah dilobangi disekelilingmya. Pipa bagin luar setinggi 1,5 m. Pipa ini juga akan berfungsi sebagai saluran pembuangan untuk pengeringan dan penjemuran tambak. Desain pipa sebagai gambar serikut:
Pipa Pembuangan Air Hujan
|
elbo |
Permukaan tanggul |
30 cm |
50 cm |
50 cm |
|
|
|
|
Bibit kerapu sangat sensitive terhadap perubahan salinitas sehingga sangat perlu untuk mempertahankan salinitas air tambak. Bisanya pada musin penghujan salinitas bias menurung bila tidak dilakukan pembungn air hujan segera. Oleh sebab itu diperlukan pipa pengeluaran air hujan secara khusus.
Pipa pembuangan air hujan didesain sedemikian sehingga air hujan dapat keluar secara otomatis. Karena tinggi air dalam tambak adalah 1,2 m, maka pipa pengeluaran air hujan dibuat sedalam 30 cm dari atas permukaan tanggul (1,5 m). elbo pipa dibagian dalam tambak dibuat terbuka ke atas. Dengan demikian bila terjadi peningkatan ketinggian air permukaan tambak maka secara otomtis akan keluar melalui pipa ini. Karena massa jenis air hujan lebih rendah dibandingkan dengan air tambak maka air hujan akan cenderung dibagian permukaan dan akan keluar.
Pipa pengeluaran air hujan ini dibuat dengan memperhitungkn volume air hujan maksimum setiap detiknya. Untuk ukuran tambak dengan luas 500 m2 maka pipa pembuangan air hujan minimal berdiameter 6 inc. desain pembuangan air hujan sebagai berikut:
Letak Keramba Tancap
|
KJT IV |
2 m |
KJT III |
|
2 m |
KJT II |
KJT I |
2 m |
2 m |
4,5 m m |
1 m |
6 m |
5 m |
Titi kontrol |
Kincir |
|
KJT IV |
2 m |
KJT III |
|
2 m |
KJT II |
KJT I |
2 m |
2 m |
4,5 m m |
1 m |
6 m |
5 m |
Titi kontrol |
Kincir |
Untuk memperoleh arus yang memdai maka letak keramba harus tepat, mengingat arus akan mempengaruhi ketersediaan oksigen dan aktifitas kerapu. Untuk memperoleh kecepatan arus yang memadai maka keramba diletakkan 8 m dari tanggul dan berjarak minimal 5 m dari kincir. Sebagaimana gambar berikut:
Pembuatan Keramba Jaring Tancap
Pembuatan Keramba Jaring Tancap di tambak tidaklah sesulit membuat di sungai atau muara. Gunakanlah kayu lokal yang tersedia atau bambu. Ukuran yang dibuat adalah 6 x 5 m sebanyak 4 unit..
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa tingg keramba tidak boleh kurang dari 1,8 m karena ketinggian air yang dipergunakan adalah 1,2 m dengan demikian akan aman dati kemungkinan ikan keluar dengan cara melompat. Selanjutnya mata jarring yang digunakan adalah waring dan harus disediakan 2 unit keramba dengan menggunakan hapa untuk menampung nener yang berukuran < 1 cm,.seperti gambar berikut.
Persiapan
Keringkanlah tambak dan jemur selama kurang lebih 10 hari (tergantung cuaca), pada saat penjemuran ini lakukanlah segala konstruksi membangun keramba, titi control dan lain sebagainya.
3 hari sebelum pemasukan air, lakukanlah pengapuran dengan dolomit sebanyak 20 kg. setelah pemasukan air lakukan pemasangan kincir/long am. Juga harus dipupuk dengan TSP sebanyak 5 Kg. pemasukan air tidak perlu menggunakan saringan yang halus cukup dengan waring, pemasukan air diupakan pada puncak pasang tertinggi yaitu ½ jam sebelum dan sesudah puncak, hal ini penting untuk memperoleh salinitas dan kwalitas air yang lebih tinggi
Pemilihan dan Penebaran Bibit
Nama |
Ciri-ciri |
Kerapu lumpur/balong/estu ary grouper (Epinephelus spp). |
Bentuknya memanjang dan gilik. Warna dasar abu-abu muda dengan bintik-bintik. Ada yang berbintik coklat dengan 5 pita vertikal dengan warna gelap. Habitatnya umumnya terdapat banyak lumpur, sehingga disebut kerapu lumpur. Pertumbuhannya paling cepat dan benihnya tersedia. Ukuran konsumsi 400 - 1200 gram. |
Jumlah ikan kerapu ditaksir ada 46 spesies yang hidup di berbagai tipe perairan. Dari jumlah tersebut terdapat beberapa jenis yang memiliki nilai ekonomis tinggi untuk dibudidaya salah satunya adalah kerapu lumpur.
Cara Mendapatkan Benih Benih ikan yang akan dibudidayakan harus bermutu baik agar mencapai produksi yang diinginkan. Keberadaan sumber benih sudah mulai dikembangkan walaupun hasilnya belum memuaskan, terutama jenis kerapu lumpur. Penyebaran nener di tepi pantai dan akan booming pada bulan Agustus-Februari.
Alat tangkap yang digunakan dalam penangkapan ikan kerapu masih tradisional, Penangkapan nener di tepi pantai digunakan sero dan pukat kantong. Pengoperasian alat ini, khusus untuk penangkapan nener kerapu dilakukan pada malam hari terutama di hari-hari bulan gelap.
Perlu diperhatikan bahwa sebelum pemasukan nener kedalam keramba maka kincir/long am sudah harus dioperasikan minimal 1 jam sebelumnya. Ukuran nener yang dibutuhkan berkisar 1 – 3 cm yang akan dijadikan Benih ukuran gelondongan (5-10 cm). Sebelum dipelihara, terlebih dahulu direndam dalam air yang mengandung antiseptik/antibiotic 5 ppm dan perlu disortasi terlebih dahulu, kemudian pendederan dilakukan dalam keramba yang berbeda. Untuk nener yang berukuran < 1 cm ditempatkan dalam keramba dengan hapa, sedangkan yang lainnya pada keramba dari waring sesuai dengan ukurannya. Pendederan ini memerlukan waktu antara 30-45 hari hingga mencapai ukuran gelondongan (5-10 cm). Padat tebar adalah maksimal adalah 200 – 250 ekor/m2.
Jenis Pakan dan Pemberiannya
No |
Ukuran ikan (cm) |
Jenis pakan |
Persentase ( % ) |
1 |
< 1 cm |
FF 500 |
50 |
2 |
1 - < 2 |
FF 800 & FF 1000 |
40 |
3 |
2 - < 3 |
FF 99 |
30 |
4 |
“ > 3 |
781 (-1) |
25 |
Biaya pakan merupakan biaya operasional terbanyak sehingga harus ditekan sampai sekecil-kecilnya, tetapi hasilnya optimal. Hal ini dapat dilakukan melalui pemilihan jenis pakan yang tepat dengan mempertimbangkan kualitas nutrisi, selera ikan dan harga yang relatif murah. Pakan buatan yang berupa pellet khusus untuk ikan kerapu belum beredar di pasar. Sehingga pada desain ini maka demonstrator menggunakan pakan lele terapung FF 500, FF 800 dan FF 1000.
Pemberian pakan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mencampur dengan ikan segar yang telah dihaluskan dengan blender. Selanjutnya diangin-anginkan hingga 10-15 menit. Perlakuan ini bertujun untuk merobah aroma pakan serta mencegah agar pakan tidak mengembang dalam perut ikan yang mengakibatkan kematian.
Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi sekitar pukul 6.00 – 7.00 Wib dan sore sekitar pukul 18.00 – 19.00 Wib. Waktu ini perlu diperhatikan karena pada saat ini ikan akan aktif.
Dosis pemberian pakan tergantung ukuran ikan.
Perawatan Rakit dan Keramba
Seluruh sarana khususnya keramba perlu dirawat agar dapat meningkatkan produksi dan penurunan biaya. Mata jaring yang kecil akan memudahkan jaring/keramba cepat kotor, karena ditempeli organisme pengganggu seperti beberapa jenis alga, terutip, dan kerang-kerangan. Menempelnya organisme tersebut akan menghambat pertukaran air. Untuk mengatasinya keramba harus diganti setiap 10 hari. Pada saat pergantian ini ikan dikeluarkan, selanjutnya direndam dalam formalin 100 ppm selama 30 menit.
Pengendalian Penyakit
No |
Penyebab |
Gejala |
Penanggulangan |
1.
2a. |
Pengaruh stres akibat penangkapan & transportasi.
Mikro organisme Nerocila sp) golongan crustacea dan bersifat vivipar. |
Ikan menjadi shok, tidak mau makan, kanibalisme dan mening-katnya kepekaan terhadap penyakit.
Menyerang bagian insang sehingga pernafasan rongga hidung terganggu. |
Penanganan tangkap-an & pengangkutan harus hati- hati. Pada saat penebaran dilakukan aklimatisasi
Penyemprotan keramba dengan larutan formalin 200 ppm.
|
2b.
2c.
2d.
2e.
2f.
|
Cacing dari jenis Diplectanum ukuran 0,5 - 1,9 mm
Protozoa Cyptocaryon Sp (Cryptocaryonio-sis) bintik putih (white Spot).
Bakteri bakteri perusak sirip (bakterial fin rot).
Bakteri vibrio sp (penyakit vibriosis)
Bakteri reptococcus sp. (penyakit Strepcocosis) |
Ikan menjadi shok, tidak mau makan, kanibalisme dan mening-katnya kepekaan terhadap penyakit.
Menyerang bagian insang sehingga pernafasan rongga hidung terganggu.
Menyerang insang ikan sehingga warna menjadi pucat dan berlendir
Menyerang pada bagian kulit dan insang Hilangnya selera makan,lesu, mata menjadi buta,sisik terkupas,pendarahan,kerus akan sirip serta dan insang banyak lendir yang menempel Dilanjutkan dengan serangan sekunder oleh bakteri Kerusakan pada sirip terutama pada ujungnya. Akibat luka gigitan terinfeksi oleh bakteri tersebut.
Ikan tampak berwarna gelap. Ikan kelihatan kelelahan, berenangnya tidak teratur dan terjadi pendarahan pada mata.
Penyakit ini resisten terhadap sejumlah antibiotik penanggulangan. |
Penanganan tangkap-an & pengangkutan harus hati- hati. Pada saat penebaran dilakukan aklimatisasi
Penyemprotan keramba dengan larutan formalin 200 ppm.
Perendaman ikan dalam larutan formalin 200 ppm selama 0,5 - 1 jam, diulangi setelah 3 hari atau direndam dalam air tawar selama 1 jam
Merendam ikan dalam air laut yang mengandung formalin 200 ppm selama 0,5 - 1 jam, formalin 100 ppm + acrilavin 10 ppm selama 1 jam. Atau air tawar selama 1 jam untuk kerapu lumpur Diulangi 2 - 3 kali. Perendaman dengan antibiotik masing-masing nitro furazone 15 ppm sulfonamid 50 ppm niomycin sulphat 50 ppm chloramphe nicol 50 ppm selama 2 - 4 jam.
Memberi oxycyclin sebanyak 0,5 gr/kg pakan selama 7 hari atau chloramphenicol 0,2 gr/kg pakan selama 4 hari.
Disarankan dengan pemberian ampixilin 0,5 gr per kg pakan selama 5 hr. Bila tidak mau makan dapat diberi suntikan dengan pemicillin 3000 unit/kg ikan |
Di lingkungan alam, ikan dapat diserang berbagai macam penyakit atau parasit. Demikian juga dalam pembudidayaan, bahkan penyakit/parasit tersebut dapat menyerang dalam jumlah yang lebih besar dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan. Oleh karena itu, pencegahan penyakit dan penanggulangannya merupakan komponen budidaya yang penting. Penyebab penyakit antara lain stres, organisme patogen (seperti protozoa, bakteri dan virus), perubahan lingkungan (seperti adanya blooming alga), faktor racun (dosis obat yang berlebihan), dan kekurangan nutrisi.
Penyebab yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan tanda-tanda eksternal ikan yang sakit, misalnya kematian yang mendadak, perubahan tingkah laku, tidak mau makan dan sisik terkupas. Beberapa penyebab dan faktor penyebab penyakit, sistem dan cara penanggulangannya seperti diuraikan dalam Tabel berikut.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah berukuran 7 – 10 cm atau sekitar 30 – 45 hari pemeliharaan.dan dilakukan pada malam hari. Pemanenan dilakukan sera parsial yaitu ikan yang telah memenuhi syarat ukuran. Yang belum cukup ukuran tetap dipelihara. Pada hari pemanenan pemberian pakan dihentikan.
Hasil panen harus segera dimasukkan dalam kantong plastic berukuran 20 kg. plastic diisi dengan air dari dalam tambak sebanyak 5 kg selanjutnya ikan dimasukkan sebanyak 50 ekor, selanjutnya diisi dengan oksigen. Pakkingan ini akan dapat mempertahankan kondisi ikan tetap sehat selama maksimal 8 jam.
Pencatatan dan Perulangan
Catatlah semua kegiatan yang dilakukan dengan cermat pada buku harian
Ulangilah budidaya minimal 3 siklus
Analisa Finansial
Tolok Ukur
No |
Uraian |
Satuan |
Nilai/Jumlah |
1 |
Periode Proyek |
tahun |
1 |
2 |
Bulan kerja setahun |
bulan |
12 |
No |
Uraian |
Satuan |
Nilai/Jumlah |
3 |
Hari kerja |
|
|
|
a. Hari kerja per bulan |
hari |
30 |
|
b. Hari kerja per siklus |
hari |
60 |
4 |
Siklus usaha per tahun |
kali |
6 |
5 |
Jumlah per unit usaha |
|
|
|
a. Jumlah Petakan |
unit |
4 |
|
b. Volume per unit KJT |
M3 |
120 |
|
c. Jumlah unit / 1 orang operator |
unit |
2 |
7 |
bibit |
|
|
|
a. Jumlah bibit per siklus |
ekor |
24,000 |
|
b. Survival rate / SR (kelulus hidupan) |
% |
60 |
|
c. Tingkat keberhasilan usaha |
% |
80 |
|
d. Harga nener / ekor |
Rp |
1500 |
8 |
Padat tebar |
m3 |
100 |
9 |
Out put produksi |
|
|
|
a. Produksi per tahun |
Kg |
69,840 |
|
b. Ukuran produksi |
Cm |
10 |
|
c. Konversi pakan |
% |
60 |
|
d. Kerusakan Produk |
% |
3 |
10 |
Harga Produksi |
Rp |
7,000 |
11 |
Lamanya per siklus |
hari |
60 |
12 |
Lamanya menunggu pendapatan hasil penjualan |
hari |
4 |
14 |
Biaya perawatan |
% |
1 |
15 |
Tenaga Kerja |
|
|
|
a. Teknisi |
Orang/bulan |
1 |
|
b. Operator |
Orang/bulan |
1 |
16 |
Kenaikan biaya dan harga per tahun |
% |
5 |
17 |
Pajak atas laba untuk UMK |
% |
1 |
18 |
Suku bunga per tahun |
% |
4 |
19 |
Proporsi Modal |
|
|
|
a. Modal sendiri |
% |
100 |
|
Bantuan Pemerintah |
% |
0 |
|
|
|
|
Bila desain ini dilakukan dengan baik sebagaimana prosedur teknis maka tolok ukur adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Tolok Ukur / asumsi Usaha Penggelondongan Kerapu Lumpur
Analisa Investasi
No |
Komponen Biaya |
Satuan |
Jumlah fisik |
Harga per satuan (Rp) |
Jumlah Biaya (Rp) |
Umur ekonomis (tahun) |
Nilai Penyusutan (Rp) |
Nilai Sisa Akhir (Rp) |
1 |
Sewa Tambak / tahun |
unit |
2 |
1,000,000 |
2,000,000 |
1 |
2,000,000 |
0 |
2 |
Kincir |
unit |
4 |
5,500,000 |
22,000,000 |
5 |
4,400,000 |
17,600,000 |
3 |
Keramba |
Unit |
8 |
500,000 |
4,000,000 |
2 |
2,000,000 |
2,000,000 |
4 |
Titi kontrol |
unit |
2 |
1,000,000 |
2,000,000 |
2 |
1,000,000 |
1,000,000 |
5 |
Instalasi Listrik |
paket |
1 |
6,000,000 |
6,000,000 |
10 |
600,000 |
5,400,000 |
6 |
Perlengkapan lainnya |
paket |
2 |
500,000 |
1,000,000 |
1 |
1,000,000 |
0 |
|
Jumlah |
|
|
|
37,000,000 |
|
11,000,000 |
26,000,000 |
Tabel 2. Analisa Investasi Usaha Penggelondongan Kerapu Lumpur
Analisa Biaya Operasional
No |
Komponen Biaya |
Satuan |
Jumlah fisik |
Harga per satuan (Rp) |
Jumlah Biaya 1 tahun (Rp) |
I |
BIAYA TETAP |
|
|
|
|
1 |
Tenaga teknisi |
orang/ bulan |
12 |
0 |
0 |
2 |
Tenaga operator |
orang/ bulan |
12 |
2,500,000 |
30,000,000 |
3 |
Biaya Perawatan (5% x investasi) |
paket |
1 |
370,000 |
370,000 |
|
Jumlah Biaya Tetap |
|
|
|
30,370,000 |
|
|
|
|
|
|
II |
BIAYA VARIABEL |
|
|
|
|
1 |
Biaya listrik |
bulan |
12 |
5,000,000 |
60,000,000 |
2 |
Dolomit |
ZAK |
6 |
40,000 |
240,000 |
3 |
Pakan pabrik |
Kg |
2,000 |
13,000 |
26,000,000 |
4 |
Ikan rucah |
Kg |
400 |
5,000 |
2,000,000 |
5 |
Bibit |
ekor |
150,000 |
1,500 |
225,000,000 |
6 |
Vitamin |
bukus |
60 |
20,000 |
1,200,000 |
7 |
Pakkingan |
paket |
6 |
500,000 |
3,000,000 |
|
Jumlah Biaya Variabel |
|
|
|
314,440,000 |
|
TOTAL BIAYA PER TAHUN |
|
|
|
344,810,000 |
Tabel 3. Analisa Biaya Operasional / tahun
Analisa Produksi
Bibit (EKOR) |
SR (%) |
HR (%) |
PANEN (EKOR) |
RUSAK (%) |
VOLUME TERJUAL (Kg) |
Harga/ ekor (Rp) |
Pendapatan Kotor (Rp) |
|
|||||||
150,000 |
60 |
80 |
72,000 |
2,160 |
69,840 |
7,000 |
488,880,000 |
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
Keterangan : |
|
|
|
|
|
|
||||||||
|
SR |
= Survival rate / persen kehidupan benur |
|||||||||||||
|
HR |
= Hatching rate / persentase keberhasilan |
|||||||||||||
|
Size |
= Ukuran panen udang |
|||||||||||||
|
Rusak |
= tingkat kerusakan yang tidak dapat dijual |
|||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 4. Analisa Produksi Usaha Penggelondongan Kerapu Lumpur / tahun
Analisa Rugi Laba
NO |
URAIAN |
(Rp) |
A |
Total Penerimaan |
488,880,000 |
|
|
|
B |
Pengeluaran |
355,810,000 |
|
1. Biaya tetap |
30,370,000 |
|
2. Biaya Variabel |
314,440,000 |
|
3. Penyusutan |
11,000,000 |
|
|
|
C |
R/L sebelum pajak |
133,070,000 |
D |
Pajak (1%) |
1,330,700 |
E |
Laba Setelah Pajak |
131,739,300 |
Tabel 5. Analisa Rugi/Laba Usaha Penggelondongan Kerapu Lumpur / tahun
Dari analisa rugi laba tersebut terlihat bahwa keuntungan dalam 1 tahun mencapai Rp. 131.739.300.- atau sama dengan Rp. 10.978. 275.- / bulan. Usaha ini akan mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga pelaku utama.- sehingga usaha ini layak dikembangkan, namun sebelumnya perlu diujicobakan sehingga ditemukan berbagai kendala yang akan disempurnakan kemudian.
BAB III
PELAKSANAAN UJI COBA
3.1. Waktu pelaksanaan
Uji coba lapang ini dilaksanakan mulai Pebruari 2018 sampai dengan Mei 2019 dengan uraian sebagai berikut :
Sosialisasi dan pemilihan demonstrator, Pebruari 2018
Perencanaan dan konstruksi Maret – Mei 2018
Siklus pertama dilaksanakan Juni sampai dengan Juli 2018
Siklus kedua dilaksanakan pada Agustus – September 2018
Siklus ke tiga dilaksanakan Oktober sampai dengan November 2018
Siklus ke empat dilaksanakan Desember 2018 – Januari 2019
Siklus V dilaksanakan Pebruari – Maret 2019
SiklusVI dilaksanakan April – Mei 2019
3.2. Pemilihan Demonstrator
Setelah desain uji coba disosialisasikan kepada pada pelaku utama yang potensial pada akhirnya diperoleh 1 orang demonstrator yang memenuhi kriteria yaitu : an. Polo Munte beralamat di Desa Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat.
.
Perencanaan
No |
Uraian |
Satuan |
Nilai/Jumlah |
1 |
Periode Proyek |
tahun |
1 |
2 |
Bulan kerja setahun |
bulan |
12 |
No |
Uraian |
Satuan |
Nilai/Jumlah |
3 |
Hari kerja |
|
|
|
a. Hari kerja per bulan |
hari |
30 |
|
b. Hari kerja per siklus |
hari |
60 |
4 |
Siklus usaha per tahun |
kali |
6 |
5 |
Jumlah per unit usaha |
|
|
|
a. Jumlah Petakan |
unit |
4 |
|
b. Volume per unit KJT |
M3 |
120 |
|
c. Jumlah unit / 1 orang operator |
unit |
2 |
7 |
bibit |
|
|
|
a. Jumlah bibit per siklus |
ekor |
24,000 |
|
b. Survival rate / SR (kelulus hidupan) |
% |
60 |
|
c. Tingkat keberhasilan usaha |
% |
80 |
|
d. Harga nener / ekor |
Rp |
1500 |
8 |
Padat tebar |
m3 |
100 |
9 |
Out put produksi |
|
|
|
a. Produksi per tahun |
Kg |
69,840 |
|
b. Ukuran produksi |
Cm |
10 |
|
c. Konversi pakan |
% |
60 |
|
d. Kerusakan Produk |
% |
3 |
10 |
Harga Produksi |
Rp |
7,000 |
11 |
Lamanya per siklus |
hari |
60 |
12 |
Lamanya menunggu pendapatan hasil penjualan |
hari |
4 |
14 |
Biaya perawatan |
% |
1 |
15 |
Tenaga Kerja |
|
|
|
a. Teknisi |
Orang/bulan |
1 |
|
b. Operator |
Orang/bulan |
1 |
16 |
Kenaikan biaya dan harga per tahun |
% |
5 |
17 |
Pajak atas laba untuk UMK |
% |
1 |
18 |
Suku bunga per tahun |
% |
4 |
19 |
Proporsi Modal |
|
|
|
a. Modal sendiri |
% |
100 |
|
Bantuan Pemerintah |
% |
0 |
|
|
|
|
Sebelum memulai uji coba maka ditetapkan terlebih dahulu rencana kerja yang akan diikuti yaitu sebagai berikut:
Tabel 6. Rencana kerja uji coba lapang paket teknologi spesifik lokasi
Realisasi Investasi
No |
Komponen Biaya |
Satuan |
Jumlah fisik |
Harga per satuan (Rp) |
Jumlah Biaya (Rp) |
Umur ekonomis (tahun) |
Nilai Penyusutan (Rp) |
Nilai Sisa Akhir (Rp) |
1 |
Sewa Lahan 1 tahun |
m2/tahun |
1,500 |
1,000 |
1,500,000 |
1 |
1,500,000 |
0 |
2 |
Kincir 1,5 HP (kompit) |
unit |
4 |
6,000,000 |
24,000,000 |
4 |
6,000,000 |
18,000,000 |
3 |
Generator 2000 Watt |
unit |
1 |
4,500,000 |
4,500,000 |
6 |
750,000 |
3,750,000 |
4 |
Rehab dan penyesuaian desain tambak |
paket |
1 |
4,000,000 |
4,000,000 |
4 |
1,000,000 |
3,000,000 |
5 |
Pembuatan titi kontrol |
unit |
2 |
2,000,000 |
4,000,000 |
4 |
1,000,000 |
3,000,000 |
6 |
Keramba dan kayu patok |
unit |
8 |
1,500,000 |
12,000,000 |
2 |
6,000,000 |
6,000,000 |
7 |
Instalasi listrik |
Paket |
1 |
4,000,000 |
4,000,000 |
4 |
1,000,000 |
3,000,000 |
8 |
Instalasi penerangan |
paket |
1 |
500,000 |
500,000 |
2 |
250,000 |
250,000 |
9 |
Pembuatan pondok |
paket |
1 |
4,000,000 |
4,000,000 |
4 |
1,000,000 |
3,000,000 |
10 |
Lain-lain |
paket |
1 |
1,325,050 |
1,325,050 |
4 |
331,263 |
993,788 |
|
Jumlah |
|
|
|
59,825,050 |
4 |
18,831,263 |
40,993,788 |
Tabel 2. Realisasi Investasi Usaha Penggelondongan Kerapu Lumpur
Realisasi Biaya Operasional
No |
Komponen Biaya |
SIKLUS I |
SIKLUS 2 |
||||||
Satuan |
Jumlah fisik |
Harga per satuan (Rp) |
Jumlah Biaya (Rp) |
Satuan |
Jumlah fisik |
Harga per satuan (Rp) |
Jumlah Biaya (Rp) |
||
I |
BIAYA TETAP |
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Tenaga teknisi |
org/bln |
2 |
500,000 |
1,000,000 |
org/bln |
2 |
500,000 |
1,000,000 |
2 |
Tenaga operator |
org/bln |
2 |
2,000,000 |
4,000,000 |
org/bln |
2 |
2,000,000 |
4,000,000 |
3 |
Listrik (pembulatan) |
bulan |
2 |
ls |
7,456,000 |
bulan |
2 |
ls |
6,988,000 |
4 |
BBM |
ltr |
8 |
7,500 |
60,000 |
ltr |
12 |
7,500 |
90,000 |
5 |
Biaya Perawatan |
paket |
0 |
0 |
0 |
paket |
0 |
0 |
0 |
|
Jumlah Biaya Tetap |
|
|
|
12,516,000 |
|
|
|
12,078,000 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
II |
BIAYA VARIABEL |
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Dolomit |
ZAK |
5 |
40,000 |
200,000 |
ZAK |
1 |
40,000 |
40,000 |
2 |
Pakan buatan |
Kg |
980 |
13,500 |
13,230,000 |
Kg |
940 |
13,500 |
12,690,000 |
3 |
Ikan rucah |
Kg |
120 |
5,500 |
660,000 |
Kg |
124 |
5,500 |
682,000 |
4 |
Bibit |
ekor |
12,600 |
1,700 |
21,420,000 |
ekor |
12,500 |
1,700 |
21,250,000 |
5 |
Vitamin |
bukus |
2 |
20,000 |
40,000 |
bukus |
2 |
20,000 |
40,000 |
6 |
Biaya packing |
ls |
ls |
280,000 |
280,000 |
ls |
ls |
300,000 |
300,000 |
|
Jumlah |
|
|
|
35,830,000 |
|
|
|
35,002,000 |
|
TOTAL BIAYA |
|
|
|
48,346,000 |
|
|
|
47,080,000 |
No |
Komponen Biaya |
SIKLUS 3 |
SIKLUS 4 |
||||||
Satuan |
Jumlah fisik |
Harga per satuan (Rp) |
Jumlah Biaya (Rp) |
Satuan |
Jumlah fisik |
Harga per satuan (Rp) |
Jumlah Biaya (Rp) |
||
I |
BIAYA TETAP |
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Tenaga teknisi |
org/bln |
2 |
500,000 |
1,000,000 |
org/bln |
2 |
500,000 |
1,000,000 |
2 |
Tenaga operator |
org/bln |
2 |
2,000,000 |
4,000,000 |
org/bln |
2 |
2,000,000 |
4,000,000 |
3 |
Listrik (pembulatan) |
bulan |
2 |
ls |
8,258,000 |
bulan |
2 |
ls |
7,986,000 |
4 |
BBM |
ltr |
12 |
7,500 |
90,000 |
ltr |
16 |
7,500 |
120,000 |
5 |
Biaya Perawatan |
paket |
0 |
0 |
0 |
paket |
0 |
0 |
0 |
|
Jumlah Biaya Tetap |
|
|
|
13,348,000 |
|
|
|
13,106,000 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
II |
BIAYA VARIABEL |
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Dolomit |
ZAK |
1 |
40,000 |
40,000 |
ZAK |
1 |
40,000 |
40,000 |
2 |
Pakan buatan |
Kg |
956 |
13,500 |
12,906,000 |
Kg |
920 |
13,500 |
12,420,000 |
3 |
Ikan rucah |
Kg |
118 |
5,500 |
649,000 |
Kg |
132 |
5,500 |
726,000 |
4 |
Bibit |
ekor |
12,200 |
1,700 |
20,740,000 |
ekor |
13,000 |
1,700 |
22,100,000 |
5 |
Vitamin |
bukus |
2 |
20,000 |
40,000 |
bukus |
2 |
20,000 |
40,000 |
6 |
Biaya packing |
ls |
ls |
300,000 |
300,000 |
ls |
ls |
300,000 |
300,000 |
|
Jumlah |
|
|
|
34,675,000 |
|
|
|
35,626,000 |
|
TOTAL BIAYA |
|
|
|
48,023,000 |
|
|
|
48,732,000 |
No |
Komponen Biaya |
SIKLUS 5 |
SIKLUS 6 |
TOTAL |
||||||
Satuan |
Jumlah fisik |
Harga per satuan (Rp) |
Jumlah Biaya (Rp) |
Satuan |
Jumlah fisik |
Harga per satuan (Rp) |
Jumlah Biaya (Rp) |
|||
I |
BIAYA TETAP |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Tenaga teknisi |
org/bln |
2 |
500,000 |
1,000,000 |
org/bln |
2 |
500,000 |
1,000,000 |
6,000,000 |
2 |
Tenaga operator |
org/bln |
2 |
2,000,000 |
4,000,000 |
org/bln |
2 |
2,000,000 |
4,000,000 |
24,000,000 |
3 |
Listrik (pembulatan) |
bulan |
2 |
ls |
7,853,000 |
bulan |
2 |
ls |
8,058,000 |
46,599,000 |
4 |
BBM |
ltr |
12 |
7,500 |
90,000 |
ltr |
12 |
7,500 |
90,000 |
540,000 |
5 |
Biaya Perawatan |
paket |
LS |
250,000 |
250,000 |
paket |
0 |
0 |
0 |
250,000 |
|
Jumlah Biaya Tetap |
|
|
|
13,193,000 |
|
|
|
13,148,000 |
77,389,000 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
II |
BIAYA VARIABEL |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Dolomit |
ZAK |
1 |
40,000 |
40,000 |
ZAK |
1 |
40,000 |
40,000 |
400,000 |
2 |
Pakan buatan |
Kg |
940 |
13,500 |
12,690,000 |
Kg |
960 |
13,500 |
12,960,000 |
76,896,000 |
3 |
Ikan rucah |
Kg |
128 |
5,500 |
704,000 |
Kg |
124 |
5,500 |
682,000 |
4,103,000 |
4 |
Bibit |
ekor |
11,800 |
1,700 |
20,060,000 |
ekor |
12,500 |
1,700 |
21,250,000 |
126,820,000 |
5 |
Vitamin |
bukus |
2 |
20,000 |
40,000 |
bukus |
2 |
20,000 |
40,000 |
240,000 |
6 |
Biaya packing |
ls |
ls |
300,000 |
300,000 |
ls |
ls |
300,000 |
300,000 |
1,780,000 |
|
Jumlah |
|
|
|
33,834,000 |
|
|
|
35,272,000 |
210,239,000 |
|
TOTAL BIAYA |
|
|
|
47,027,000 |
|
|
|
48,420,000 |
287,628,000 |
Tabel 3. Realisasi Biaya Operasional
Realisasi Produksi dan Pendapatan
Siklus |
Jumlah Benur (ekor) |
Ukuran jual (cm) |
Jumlah (ekor) |
Harga (Rp) |
Penerimaan (Rp) |
SR (%) |
Siklus 1 |
12,600 |
10 - 13 |
6,540 |
9,000 |
58,860,000 |
0.71 |
7 - < 10 |
2,458 |
6,500 |
15,977,000 |
|||
Jumlah |
12,600 |
|
8,998 |
|
74,837,000 |
|
Siklus 2 |
12,500 |
10 - 13 |
5,240 |
9,000 |
47,160,000 |
0.56 |
7 - < 10 |
1,800 |
6,500 |
11,700,000 |
|||
Jumlah |
12,500 |
|
7,040 |
|
58,860,000 |
|
Siklus 3 |
12,200 |
10 - 13 |
5,890 |
9,000 |
53,010,000 |
0.66 |
7 - < 10 |
2,200 |
6,500 |
14,300,000 |
|||
Jumlah |
12,200 |
|
8,090 |
|
67,310,000 |
|
Siklus 4 |
13,000 |
10 - 13 |
4,500 |
9,000 |
40,500,000 |
0.58 |
7 - < 10 |
2,987 |
6,500 |
19,415,500 |
|||
Jumlah |
13,000 |
|
7,487 |
|
59,915,500 |
|
Siklus 5 |
11,800 |
10 - 13 |
5,600 |
9,000 |
50,400,000 |
0.65 |
7 - < 10 |
2,100 |
6,500 |
13,650,000 |
|||
Jumlah |
11,800 |
|
7,700 |
|
64,050,000 |
|
Siklus 6 |
12,500 |
10 - 13 |
6,350 |
9,000 |
57,150,000 |
0.66 |
7 - < 10 |
1,870 |
6,500 |
12,155,000 |
|||
Jumlah |
12,500 |
|
8,220 |
|
69,305,000 |
|
TOTAL |
74,600 |
|
47,535 |
|
394,277,500 |
|
RATA-RATA / SIKLUS |
12,433 |
|
7,923 |
|
65,712,917 |
0.64 |
Keterangan : |
|
|
|
|
|
|
SR |
= Survival rate / persen kehidupan benur |
|||||
Size |
= Ukuran panen udang |
|||||
Rusak |
= tingkat kerusakan yang tidak dapat dijual |
Tabel 4. Realisasi Produksi dan pendapatan Uji coba Penggelondongan Kerapu Lumpur
Perhitungan Rugi Laba
NO |
URAIAN |
SIKLUS 1 |
SIKLUS 2 |
SIKLUS 3 |
SIKLUS 4 |
SIKLUS 5 |
SIKLUS 6 |
JUMLAH (Rp) |
A |
Total Penerimaan |
74,837,000 |
58,860,000 |
67,310,000 |
59,915,500 |
64,050,000 |
69,305,000 |
394,277,500 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B |
Pengeluaran |
48,346,000 |
47,080,000 |
48,023,000 |
48,732,000 |
47,027,000 |
54,697,088 |
293,905,088 |
|
1. Biaya tetap |
12,516,000 |
12,078,000 |
13,348,000 |
13,106,000 |
13,193,000 |
13,148,000 |
77,389,000 |
|
2. Biaya Variabel |
35,830,000 |
35,002,000 |
34,675,000 |
35,626,000 |
33,834,000 |
35,272,000 |
210,239,000 |
|
3. Penyusutan |
|
|
|
|
|
6,277,088 |
6,277,088 |
|
|
|
|
|
|
|
|
0 |
C |
R/L sebelum pajak |
26,491,000 |
11,780,000 |
19,287,000 |
11,183,500 |
17,023,000 |
14,607,913 |
100,372,413 |
D |
Pajak UMK Final (1%) |
264,910 |
117,800 |
192,870 |
111,835 |
170,230 |
146,079 |
1,003,724 |
E |
Laba Setelah Pajak |
26,226,090 |
11,662,200 |
19,094,130 |
11,071,665 |
16,852,770 |
14,461,833 |
99,368,688 |
Tabel 5. Perhitungan Rugi/Laba Uji coba Penggelondongan Kerapu Lumpur
Dari perhitungan rugi laba tersebut terlihat bahwa keuntungan dalam 1 tahun mencapai Rp. 99.368.688.- atau sama dengan Rp. 8,280,724 / bulan. Dengan demikian usaha penggelondongan kerapu lumpur ini dapat dijadikan usaha rumah tangga di Kabupaten Langkat.
BAB IV
PENUTUP
Rekomendasi
Teknologi penggelondongan kerapu lumpur sesuai untuk dikembangkan di Kabupaten Langkat.
Alih teknologi ini perlu segera disosialisasikan kepada para pelaku utama budidaya.
Untuk mendukung alih teknologi ini dibutuhkan peran serta perbank-kan untuk menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor perikanan sebagai biaya investasi dan operasional.
Penutup
Demikian laporan uji coba lapang paket teknologi spesifik lokasi ini disusun kiranya dapat mempercepat tingkat adopsi teknologi BUSMETIK di Kabupaten Langkat.
Stabat, Juni 2019
Pelaksana
Markus Sembiring,S.Pi.,M.I.L
Penyuluh Perikanan Muda