Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (BUSMETIK) di Kec.Secanggang Kab.Langkat
Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (BUSMETIK) di Kec.Secanggang Kab.Langkat

Oleh Markus Sembiring 13 Sep 2019, 17:19:05 WIB Perikanan Budidaya
Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik  (BUSMETIK) di Kec.Secanggang Kab.Langkat

Keterangan Gambar : Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (BUSMETIK) di Kec.Secanggang Kab.Langkat


Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik  (BUSMETIK) di Kec.Secanggang Kab.Langkat

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

  1. Latar Belakang

 

Pengembangan teknologi Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik atau yang dikenal dengan Busmetik saat ini sedang gencar digalakkan. Pengembangan Busmetik merupakan upaya meningkatkan produktivitas dan efisien produk hasil perikanan yang makin diminati pasar lokal dan internasional.

Busmetik merupakan pengembangan teknologi budidaya udang, yang saat ini dijadikan media budidaya yang tepat untuk pemeliharaan budidaya udang. Mengapa udang? Tak lain karena hingga saat ini udang menjadi komoditas bisnis yang sangat menguntungkan. Teknologi Busmetik merupakan hasil kajian empiris sejak akhir tahun 2009 dan saat ini mencapai tahap percepatan adopsi ketingkat pembudidaya..

Banyak keuntungan dari teknologi Busmetik, antara lain biaya murah sehingga terjangkau oleh petambak kecil dan menegah. Pengolahan tambak pun menjadi lebih mudah karena luasan petak menjadi lebih kecil dibandingkan tambak ekstensif/tradisional.

Teknologi Busmetik sangat cocok untuk budidaya udang vannamei (Litopeneus vannamei) karena udang vannamei dapat dipelihara dalam kepadatan tinggi, di atas 100 ekor/m3. Selain itu, udang vannamei memiliki pertumbuhan lebih cepat, lebih tahan terhadap penyakit, dan memiliki segmen pasar yang fleksibel.

 

  1. Keunggulan Teknologi BUSMETIK

Teknologi ini dikembangkan karena memiliki keunggulan-keunggulan yaitu :

·      Mudah dalam pengelolaan karena petakan tidak terlalu luas ( ≤ 1000 m2).

·    Biaya operasional yang dikeluarkan selama 1 siklus masih terjangkau oleh pembudidaya kelas menengah ke bawah.

·    Kualitas tanah tidak menjadi faktor pembatas dalam penerapan teknologi ini karena konstruksi tambak dilapisi plastik (HDPE).

·    Pengendalian hama dan penyakit pada teknologi ini lebih mudah sehingga dapat menekan resiko serangan penyakit, karena menerapkan tindakan biosekuritas dan aplikasi probiotik .

·    Mempertahankan keseimbangan ekosistem melalui penumbuhan vegetasi mangrove di kawasan budidaya yang berfungsi sebagai biofilter.

 

 

  1. Tujuan

Tujuan dilaksankannya  uji coba  teknologi BUSMETIK  ini adalah:

  • Memperoleh gambaran nyata bahwa teknologi ini juga cocok di Kabupaten Langkat.
  • Menunjukkan kepada masyarakat pelaku utama tekknologi BUSMETIK sehingga dapat diadopsi.
  • Mengkampanyekan penerapan BUSMETIK di Kab. Langkat.

 

 

BAB II

DESAIN UJI COBA

 

    1. Prasyarat Umum

Pengelolaan tambak denganteknologi ini harus memenuhi prasyarat umum sebagai berikut :

Memanfaatkan lahan tambak dengan luasan ≤ 1000 m2.

  • Tambak dilapisi bahan plastik HDPE (high density polyethelene) untuk menampung air supaya tidak rembes.
  • Menggunakan system budidaya semi tertutup dengan tingkatan budidaya intensif sampai dengan super intensif.
  • Tidak menggunakan senyawa kimia/obat obatan yang berbahaya, dan antibiotik.
  • Tetap menjaga keseimbangan mikrobiologis dengan memanfaatkan aktifitas probiotik pada petakan selama pemeliharaan serta melakukan penanaman mangrove di kawasan budidaya sebagai biofilter.
  • Menerapkan biosekuritas.
  • Menebar benih yang sehat.

 

 

    1. Lokasi dan Jenis lahan

Pembangunan tambak BUSMETIK selain memanfaatkan bekas tambak dapat pula memanfaatkan lahan marginal (tidak termanfaatkan) seperti misalnya rawa-rawa, lahan pasir, lahan pirit atau gambut dengan menggunakan plastik HDPE maupun terpal sebagai konstruksi pelapis untuk penampung air.

 

    1. Bentuk Petakan

Bentuk petakan tambak BUSMETIK adalah bujur sangkar atau persegi panjang dengan luas ideal ≤ 1000 m2 serta kedalaman tambak 90-110 cm. Sisa lahan dengan petakan tidak beraturan dapat dimanfaatkan sebagai tandon untuk efisiensi lahan. Dimensi pematang disesuaikan dengan struktur, tekstur tanah, dan kedalaman air tambak. Sedangkan dimensi saluran mempertimbangkan kebutuhan air, fenomena pasang surut lokal dan simpangan waktu.

Tambak biofilter/pengolahan limbah berupa lahan di sekeliling petakan terutama saluran pemasukan dan pembuangan yang ditanami mangrove atau tanaman sejenis lainnya yang berfungsi sebagai biofilter.

 

    1. Konstruksi kolam

Konstruksi tambak BUSMETIK pada dasarnya sama dengan dengan jenis tambak lain, perbedaannya adalah pada tambak ini seluruh permukaan dilapisi menggunakan plastic HDPE dan tidak mempunyai pintu pembuangan. Seluruh aktifitas budidaya untuk pengisian air pemeliharaan, pembuangan air maupun pada saat pergantian air menggunakan pompa. Pada bagian sisi dalam tambak terdapat caren dengan ukuran lebar 2 meter dan panjang selebar kolam

 

    1. Persiapan Pemeliharaan

Persiapan pemeliharan bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan,dan produktivitas lahan, dengan mengeliminir faktor-faktor yang tidak mendukung kelangsungan hidup udang dan mengoptimalkan beberapa faktor yang memberikan dukungan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang.

      1. Pengeringan wadah

·      Pengeringan wadah bertujuan untuk membuang sisa air yang terdapat di dalam tambak setelah panen sehingga mempermudah proses pembersihan wadah serta mematikan seluruh organisme yang menempel pada wadah seperti lumut dan teritip.

·      Pengeringan dilakukan dengan membuang air dari wadah budidaya ke saluran pembuangan

·       Pengeringan air mengunakan bantuan pompa submersible (pompa celup).

·      Setelah kering wadah dijemur selama 3 hari dibawah sinar matahari untuk memudahkan dalam melepas teritip yang menempel.

 

 

      1. Pembersihan wadah

·      Tujuan pembersihan wadah untuk melepaskan organisme yang menempel pada bagian permukaaan dinding dandasar plastik setelah proses pengeringan selesai.

·      Pembersihan dilakukan dengan bantuan alat berupa sikat plastik untuk membersihkan lumut, sedangkan untuk membersihan teritip dengan menggunakan alat yang keras dan tumpul (seperti bilah bambu).

·      Waktu pembersihan sebaiknya dilakukan siang hari dimana kondisi plastik benar-benarkering sehingga organisme penempel mudah lepas.

·      Setelah seluruh organisme penempel terlepas dari permukaan wadah budidaya maka dilakukan pencucian dengan menggunakan air bersih,

·      Seluruh kotoran yang terkumpul dikeluarkan dari dalam wadah pemeliharaan.

·      Selanjutnya wadah budidaya dibilas kembali dengan air bersih, sisa air bilasan yang ada dalam wadah dibuang menggunakan pompa.

·      Semprot/siram seluruh bagaian wadah yang telah kering dengan larutan kaporit (untuk satu wadah luas 600 m2 dibutuhkan 7 kg kaporit)

·      Kemudian wadah dibiarkan kering dibawah sinar matahari

 

      1. Pemasangan Biosekuriti
  • Biosekuriti merupakan pengamanan lingkungan budidaya terhadap masuknya biota lain seperti hama, atau yang dapat menyebabkan penyakit.
  • Tujuan penerapan biosekuriti adalah mencegah masuknya agen penyakit seperti kepiting, ketam atau hama predator seperti ular dan lain-lain.
  • Penerapan biosekuriti di tambak BUSMETIK yaitu dengan melakukan pemagaran pada keliling tambak menggunakan plastik HDPE setinggi 60 cm

 

      1. Pengisian Media Pemeliharaan

·    Air media pemeliharaan diambil dari air tandon pengendapan.

·    Proses pengisian air dengan menggunakan pompa.

·    Pada bagian ujung pipa pemasukan dipasang saringan dengan meshsize 1 mm untuk mencegah kotoran masuk ke dalam tambak.

·    Pengisian air dilakukan sampai penuh

 

      1. Pemasangan kincir air

·    Pemasangan kincir dilakukan setelah media pemeliharaan dalam wadah budidaya siap

·    Kincir air dipasang pada sudut kolam

·    Pada bagian kedua sisi depan dan belakang kincir air diikat menggunakan tali PE dengan diameter 10 mm, selanjutnya tali tersebut dibentangkan dan diikatkan dengan patok yang ada dipematang dan terakhir Sambungkan kabel kincir ke sumber listrik dengan magnetic kontaktor

 

 

      1. Sterilisasi Air Pemeliharaan

·      Sterilisasai air atau media pemeliharaan dilakukan dengan maksud untuk membunuh segala macam organisme yang bersifat hama atau pathogen yang dapat mengganggu dalam kegiatan budidaya.

·      Sterilisasi air media pemeliharaan dilakukan langsung di wadah pemeliharaan udang menggunakan kaporit teknis konsentrasi 60% dengan dosis 50 ppm.

·      Sterilisasi dilakukan dengan melarutkan kaporit secara merata ke semua bagian media pemeliharaan.

·       Proses sterilisasi berlangsung 3-4 hari .

·      Selama sterilisasi kincir dalam kondisi hidup.

·      Pada hari ketiga untuk memastikan kandungan chlorin telah netral dilakukan pengujian dengan menggunakan chlorin test. Pengujian kandungan klorin dilakukan dengan cara mengambil sampel air media pemeliharaan sebanyak 10 ml kemudian tetesi dengan chlorin test sebanyak 2 tetes, jika warna air tidak berubah (bening) maka kandungan chlorin telah netral dan air media siap digunakan untuk kegiatan budidaya

 

      1. Pemberian probiotik awal

·      Tahap lanjutan setelah air media pemeliharaan steril dan netral adalah pemberian probiotik awal.

·       Pemberian probiotik ini dilakukan 3 hari berturut-turut sebelum penebaran benur.

·      Dosis probiotik 1 ppm dari jenis Bacillus sp

·      Probiotik dilarutkan dalam air, kemudian ditebar merata ke seluruh kolam

 

    1. Pemeliharaan

Tahapan pemeliharaan adalah tahapan budidaya mulai dari seleksi benur, penebaran, pengelolaan pakan, monitoring pertumbuhan dan kesehatan udang , monitoring kualitas air sampai dengan panen.

      1. Penebaran benur
    1. Sebelum benur ditebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi, yaitu penyesuaian lingkungan baru.
    2. Penebaran benur dilakukan pada saat kondisi cuaca teduh, yaitu pada pagi hari antara jam 06 – 08.00 atau pada malam hari.
    3. Langkah-langkah penebaran benur adalah sebagai berikut:
      • Membuka semua box wadah kantong kemas benur,
      • Selanjutnya mengeluarkan seluruh kantong kemas dan dimasukan ke dalam tambak, biarkan kantong kemas terapung di permukaan tambak.
      • Kantong paking dibiarkan terapung sampai terjadi pengembunan di bagian dalam plastik, yang menandakan bahwa suhu air yang ada di kantong kemas sama dengan suhu air di tambak
      • Kemudian kantong kemas dibuka dan masukan air sedikit demi sedikit sampai kantong penuh untuk menyamakan salinitas.
      • Jika salinitas tambak dan kantong kemas sama maka benur akan keluar dengan sendirinya dan kantong kemas dapat dituang untuk mengeluarkan benur ke dalam tambak

 

      1. Waktu pemberian pakan

·      Waktu dan frekuensi pemberian pakan sangat menentukan efektifitas pakan yang dimakan udang.

·      Dalam satu hari frekuensi pemberian pakan adalah lima kali dengan pembagian waktu sebagai berikut:

 

Waktu

Dosis (%)

 

07.00

12.00

16.00

21.00

02.00

 

20

25

25

20

10

Total

100

 

 

      1. Jenis pakan & cara pemberian pakan

· Setiap stadia atau umur pemeliharaan udang pakan yang diberikan mempunyai jenis dan ukuran yang berbeda.

· Tujuannya adalah supaya pakan dapat dimakan oleh udang seefektif mungkin. Jenispakan yang digunakan adalah sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No pakan

Bentuk

Keterangan

# 1

 

 

# 2

 

# 3s

 

 

#3p

Crumble/butiran kecil

 

 

Pellet halus

 

Pellet kecil

 

 

Pellet besar

Diberikan untuk benur/jouvenil pada masa pemeliharaan umur 15 – 30 hari

Diberikan untuk udang umur pemeliharaan 28 – 53 hari

Diberikan untuk udang yang berumur pemeliharaan 51 – 77 hari.

Jenis pakan ini adalah ukuran pakan yang paling besar dan diberikan pada udang dengan umur pemeliharaan 71 hari sampai waktu panen.

 

·    Jenis pakan #1 sebelum ditebar terlebih dahulu ditimbang kemudian dilarutkan dalam air.

·    Untuk jenis pakan no #2, #3s dan #3p cara pemberiannya adalah dengan menebar langsung ke tambak.

·    Semua pakan yang akan diberikan sebagai pakan udang setiap hari dicampur dengan vitamin C pada waktu pemberian pakan pagi hari jam 07.00, dengan cara vitamin C dicampur dengan perekat komersial atau putih telur.

·    Takaran vitamin C adalah 1 gram untuk 1 kg pakan dan perekat 4 gram untuk 1 kg pakan. Kedua bahan tersebut dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml kemudian dicampur dengan pakan dan diaduk hingga merata.

·    Sebelum pakan ditebar terlebih dahulu kincir air dimatikan 5 menit sebelum tebar pakan dan dihidupkan kembali 15 menit setelah tebar pakan.

·    Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar pakan secara merata ke seluruh bagian tambak.

.

 

 

 

      1. Monitoring pertumbuhan
    1. Tujuan monitoring pertumbuhan adalah untuk mengetahui bobot udang keseluruhan (biomassa) dalam tambak dan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
    2. Monitoring pertumbuhan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan cara sampling jala setelah umur pemeliharaan udang lebih dari 45 hari.
    3. Jika umur pemeliharaan udang kurang dari 40 hari, maka sampling pertumbuhan dapat dilakukan menggunakan ancho.
    4. Langkah-langkah monitoring pertumbuhan adalah sebagai berikut:
      • Bukaan jala diukur untuk mengetahui luas maksimal.
      • Udang ditangkap dengan jala tebar pada 2 titik dalam setiap tambak. persentase bukaan jala saat dilempar dicatat.
      • Dari hasil jala diambil sampel sebanyak 1 kg untuk ditimbang, sedangkan udang yang lain dilepaskan kembali ke tambak sambil dihitung jumlahnya.
      • Sampel udang yang ditimbang juga dikembalikan ke tambak sambil dihitung berapa jumlah individu udang dalam 1 kg.
      • Selanjutnya hasil sampel dapat dihitung berat rata-rata individu, populasi, dan biomassa udang yang ada di tambak.
      • Jumlah total udang tertangkap dihitung dan dibandingkan dengan luas dan bukaan jala untuk mengetahui kepadatan udang dalam petakan tambak.

 

      1. Monitoring kesehatan

·     Tujuan monitoring kesehatan adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan udang.

·     Pemantauan kesehatan udang selama pemeliharaan harus dilakukan setiap hari, Caranya adalah dengan berkeliling tambak sambil memperhatikan apakah ada tingkah laku udang yang berenang ke tepi pematang atau dengan mengambil sampel udang yang naik ke ancho.

·     Secara umum yang diamati pada saat mengambil sampel udang di ancho adalah:

-   Kelengkapan anggota tubuh udang, apakah anggota tubuh udang yang naik di ancho kondisinya normal atau tidak normal seperti kaki jalan dan kaki renang putus, luka, kulit lunak, antena putus dan sebagainya.

-   Saluran pencernaan udang, apakah saluran pencernaan udang tersebut penuh atau kosong atau saluran pencernaan tampak sebagian terisi pakan dan sebagian kosong.

 

 

-   Nafsu makan udang dari pakan yang ada di ancho. Nafsu makan udang dapat diketahui salah satunya dari habis atau tidaknya sampel pakan yang diletakkan di ancho sesuai jumlah dan waktu yang ditentukan.

- Ada tidaknya luka atau parasit yang ada di tubuh udang.

 

      1. Monitoring kualitas air

· Pengamatan kualitas air pemeliharaan harus dilakukan setiap hari, tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air dan pengaruhnya terhadap udang yang dipelihara.

· Parameter kualitas air yang diukur adalah pH, suhu, salinitas, ammonia, kecerahan, dan ketinggian air. \

· Nilai masing-masing parameter air pada budidaya udang vaname di tambak BUSMETIK adalah:

 

No

Parameter

Nilai

Satuan

1

2

3

4

5

6

Suhu

Salinitas

pH

NH3

Kecerahan

Tinggi air

27 – 30

25 – 30

7 – 7,4

≥ 0,01

20

90 - 110

oC

ppt

-

ppm

cm

cm

 

 

      1. Pemberian probiotik

· Tujuan pemberian probiotik adalah untuk membantu proses dekomposisi dengan mengurai bahan organik yang ada di tambak.

· Aplikasi probiotik selama pemeliharaan adalah setiap 2 hari sekali dengan dosis probiotik 1 ppm.

· Pemberian probiotik dilakukan pada waktu pagi hari yaitu pada pukul 07.00 (tabel).

· Jenis bakteri yang digunakan adalah bacillus sp

· Langkah-langkah pemberian probiotik:

- Siapkan probiotik yang akan diberikan

- Timbang probiotik sesuai dosis yang telah ditentukan

 

      1. Pencatatan (recording)

· Untuk mengetahui setiap aktifitas, perlakuan terhadap udang maupun media budidaya, maka dilakukan pencatatan dalam buku jurnal pemeliharaan.

· Buku jurnal ditulis setiap hari dan setiap ada perlakuan apapun terhadap tambak selama pemeliharaan.

· Buku jurnal berisi tentang:

- Deskripsi kolam dan estimasi produksi

- Tanggal kegiatan, umur pemeliharaan

- Jadwal & jumlah pemberian pakan

- Hasil pengukuran kualitas air

- Hasil sampling pertumbuhan, biomassa, dan SR

- Kondisi kesehatan udang,

- Keterangan perlakuan lain

· Pencatatan yang baik dari tiap kegiatan/kasus di tambak akan menjadi acuan dalam menentukan perlakuan terhadap udang maupun media jika terjadi kasus yang sama.

 

    1. Panen dan pasca panen
      1. Persiapan peralatan panen

Tujuan persiapan panen adalah menyiapkan peralatan untuk kegiatan panen Peralatan panen yang perlu disiapkan antara lain:

- Jala dan jaring (trawl), yang akan digunakan sebagai alat tangkap,

- Pompa air, digunakan untuk mengurangi / membuang air tambak,

- Bak tampungan, untuk menampung hasil panen, bak tampungan ini diisi air sepertiga bagian dan diisi es balok seperempat bagian,

- Meja sortir, digunakan untuk sortasi udang, untuk memisahkan udang dari kotoran,

- Keranjang / basket, digunakan untuk mengangkat udang dari tambak menuju tempat penanganan, selain itu juga digunakan untuk proses sortasi dan penimbangan,

- Timbangan, gunakan untuk menimbang udang hasil panen.

 

      1. Penurunan air media pemeliharaan

·      Penurunan air tambak sebagai media pemeliharaan bertujuan untuk mengurangi air sampai ketinggian tertentu.

·      Penurunan air dilakukan 6 jam sebelum panen.

·      Air media pemeliharaan dikurangi ketinggiannya hingga tinggal 40 cm dengan menggunakan pompa air,

·      Selama penurunan air media kincir tetap dinyalakan.

 

 

      1. Pemanenan udang

Pemanenan udang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Membentangkan jaring panen di salah satu sisi tambak,

- Menarik jaring panen secara perlahan dari satu sisi ke sisi tambak yang berlawanan, posisi bibir bawah jaring harus menempel pada dasar tambak,

- Mengangkat / mengambil udang hasil tangkapan jaring dengan menggunakan keranjang / basket, dan membawa udang hasil tangkapan ke bak penampungan.

 

      1. Pasca panen

· Hasil panen udang ditampung di bak penampungan yang telah diisi air dan es untuk menjaga rantai dingin agar kualitas udang tetap baik.

· Kemudian udang disortir / dipisahkan dari kotoran / benda selain udang, seperti teritip, trisipan, batu, kayu dan sebagainya.

· Untuk budidaya di tambak plastik, hasil panen cenderung bersih karena tidak ada kontak antara media dan biota terhadap tanah.

· Setelah disortir, udang dimasukkan ke dalam keranjang/basket dan ditiriskan beberapa saat.

 

  1. Persyaratan demonstrator
  1. Jumlah demonstrator sebanyak  1 orang
  2. Demonstrator memiliki minimal 1 petakan kolam berukuran minimal 600 m2 / petak yang layak secara teknis.untuk BUSMETIK dan memiliki 1 petakan minimal 2.000 m2 untuk teknis budidaya tanpa BUSMETIK.
  3. Bersedia mengikuti penjelasan dan pedoman yang telah disusun
  4. Demonstrator minimal telah berpengalaman dalam budidaya udang  minimal selama 2 tahun
  5. Bersedia melakukan pencatatan
  6. Mampu menyediakan peralatan dan media sesuai dengan pedoman yang ada

 

 

  1. Insentif Bagi Demonstrator
  1. Menerima pembinaan dan pemantauan serta suprevisi sepanjang uji coba berlangsung
  2. Bila uji coba terlaksana dengan baik maka diprioritaskan menerima bantuan pemerintah untuk pengembangan teknologi yang diuji cobakan.

 

 

 

BAB III

PELAKSANAAN

 

3.1.     Waktu pelaksanaan

Uji coba lapang ini dilaksanakan mulai Pebruari 2018 sampai dengan Mei 2019 dengan uraian sebagai berikut :

  1.  Perencanaan dan konstruksi Pebruari – Maret
  2.  Siklus pertama dilaksanakan April sampai dengan Juli 2018
  3. Siklus kedua dilaksanakan pada September 2018  sampai dengan Januari 2019
  4. Siklus ke tiga dilaksanakan Pebruari sampai dengan Mei 2019

 

3.2.     Pemilihan Demonstrator

Setelah desain uji coba disosialisasikan kepada pada pelaku utama yang potensial pada akhirnya diperoleh 1 orang demonstrator yang memenuhi kriteria yaitu : an. Prayogi beralamat di Desa Tanjung Ibus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Demonstrator membangun konstrunsi tambak berukuran   20 x 25 m.

    1. Perencanaan

Sebelum memulai uji coba maka ditetapkan terlebih dahulu rencana kerja yang akan diikuti yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Rencana kerja uji coba lapang paket teknologi spesifik lokasi

No

Uraian

Satuan

Nilai/Jumlah

1

Periode Proyek

tahun

1

2

Bulan kerja setahun

bulan

12

3

Hari kerja

 

 

 

  1. Hari kerja per bulan

hari

30

 

  1. Hari kerja per siklus

hari

100

4

Siklus usaha per tahun

kali

3

 

 

No

Uraian

Satuan

Nilai/Jumlah

5

Jumlah per unit usaha

 

 

 

  1. Jumlah Petakan

unit

1

 

  1. Volume per unit

M3

50000

 

c. Jumlah unit / 1 orang operator

unit

8

7

bibit

 

 

 

  1. Jumlah bibit per siklus

ekor

50000

 

  1. Survival rate / SR (kelulus hidupan)

%

80

 

  1. Tingkat keberhasilan usaha

%

85

8

Padat tebar 

m3

100

9

Out put produksi

 

 

 

  1. Produksi per siklus

Kg

800

 

  1. Ukuran produksi

Gr

20

 

  1. Konversi pakan

%

0,75

 

d. Kerusakan Produk

%

3

10

Harga Produksi

Rp

70.000

11

Lamanya  per siklus

hari

85

12

Lamanya menunggu pendapatan hasil penjualan

hari

4

14

Biaya perawatan

%

5

15

Tenaga Kerja

 

 

 

  1. Teknisi

Orang/bulan

1

 

  1. Operator

Orang/bulan

1

 

  1. Tenaga harian lepas (persiapan dan pemanenan

Orang/ Hari

2

16

Kenaikan biaya dan harga per tahun

%

5

17

Pajak atas laba UMK

%

1

18

Suku bunga per tahun

%

4

19

Proporsi Modal

 

 

 

  1. Modal sendiri

%

100

 

  1. Bantuan Pemerintah

%

0

 

    1. Persiapan

Setelah seluruh persiapan dilakukan kemudian dilakukan perbitungan investasi dengan asumsi bahwa seluruh kegiatan dimulai dari titik nol. Seluruh peralatan dan perlengkapan baru. Diperoleh hasil sebagai berikut:

 

 

 

Tabel 2. Komponen Biaya Investasi Uji Coba Lapang BUSMETIK

   

 

 

No

Komponen Biaya

Satuan

Jumlah fisik

Harga per satuan (Rp)

Jumlah Biaya (Rp)

Umur ekonomis (tahun)

Nilai Penyusutan/ Tahun

 (Rp)

Nilai Sisa Akhir (Rp)

 

1

Sewa Lahan 1 tahun

m2/tahun

1,000

1,000

1,000,000

1

1,000,000

0

 

2

Kincir 1,5 HP (kompit)

unit

2

6,000,000

12,000,000

4

3,000,000

9,000,000

 

3

Generator 2000 Watt

unit

1

3,400,000

3,400,000

6

566,667

2,833,333

 

4

Plastik mulsa ukuran 30m x 20m x 1,5 m x 2 unit

m2

700

10,000

7,000,000

2

3,500,000

3,500,000

 

5

Pompa air 3 inc

unit

1

3,350,000

3,350,000

6

558,333

2,791,667

 

6

Ember untuk fermentase

unit

1

50,000

50,000

4

12,500

37,500

 

7

Pengorekan dan penataan

m2

700

15,000

10,500,000

4

2,625,000

7,875,000

 

8

Instalasi listrik

Paket

1

4,000,000

4,000,000

4

1,000,000

3,000,000

 

9

Paralon 6 inc

batang

3

180,000

540,000

4

135,000

405,000

 

10

elbo pipa 6 inc

buah

2

45,000

90,000

4

22,500

67,500

 

11

Pembuatan pondok

paket

1

4,000,000

4,000,000

4

1,000,000

3,000,000

 

12

Lain-lain

paket

1

1,052,550

1,052,550

4

263,138

789,413

 

 

Jumlah

 

 

 

46,982,550

4

13,683,138

33,299,413

 

                 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                     

Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa untuk volume produksi sebanyak 50.000 ekor benur biaya investasi untuk teknologi budidaya BUSMETIK sebesar Rp. 46.982.550.-  dengan penyusutan pertahun sebesar Rp. 13.683.138.

 

    1. Hasil Pelaksanaan Uji Coba

Pada saat uji coba berlangsung seluruh biaya produksi, penerimaan dan data lainnya yang terjadi dicatat oleh demonstrator dengan baik yaitu sebagai berikut:

 

 

      1. Biaya Produksi

Tabel 3. Biaya Produksi Uji Coba Lapang BUSMETIK

No

Komponen Biaya

Satuan

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Jumlah fisik

Harga per satuan (Rp)

Jumlah Biaya (Rp)

Jumlah fisik

Harga per satuan (Rp)

Jumlah Biaya (Rp)

Jumlah fisik

Harga per satuan (Rp)

Jumlah Biaya (Rp)

I

BIAYA TETAP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1

Tenaga teknisi

orang/ bulan

4

500,000

2,000,000

4

500,000

2,000,000

4

500,000

2,000,000

2

Tenaga operator

orang/ bulan

4

2,000,000

8,000,000

4

2,000,000

8,000,000

4

2,000,000

8,000,000

3

Biaya Listrik

bulan

4

ls

8,765,323

4

ls

7,450,298

4

ls

7,654,250

4

Biaya Perawatan

paket

1

200,000

200,000

1

100,000

100,000

1

300,000

300,000

 

Jumlah Biaya Tetap

 

 

 

18,965,323

 

 

17,550,298

 

 

17,954,250

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

II

BIAYA VARIABEL

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1

Bahan Fermentase

kali

30

25,000

750,000

28

25,000

700,000

32

25,000

800,000

2

Dolomit

ZAK

5

40,000

200,000

6

40,000

240,000

4

40,000

160,000

3

Bahan Bakar Minyak

LITER

40

8,000

320,000

48

8,000

384,000

46

8,000

368,000

4

Pupuk

paket

1

50,000

50,000

1

50,000

50,000

1

50,000

50,000

5

Garam

Zak

2

280,000

560,000

2

280,000

560,000

2

280,000

560,000

6

Blower 5 watt

unit

2

55,000

110,000

2

55,000

110,000

2

55,000

110,000

7

Instalasi plastik

paket

1

250,000

250,000

1

250,000

250,000

1

250,000

250,000

8

Instalasi kincir

paket

1

250,000

250,000

1

250,000

250,000

1

250,000

250,000

9

Biaya lainnya

paket

1

500,000

500,000

1

350,000

350,000

1

800,000

800,000

10

Pakan

Kg

1,499

16,200

24,286,834

1,390

16,200

22,525,322

1,427

16,400

23,410,824

11

Benur

ekor

50,000

39

1,950,000

50,000

39

1,950,000

50,000

42

2,100,000

12

Vitamin

bukus

10

20,000

200,000

10

20,000

200,000

10

20,000

200,000

13

Tenaga Kerja pemanenan

OH

4

75,000

300,000

4

75,000

300,000

4

75,000

300,000

 

Jumlah

 

 

 

29,726,834

 

 

27,869,322

 

 

29,358,824

 

TOTAL BIAYA

 

 

 

48,692,157

 

 

45,419,620

 

 

47,313,074

                       

 

Dari tabel 3 tersebut di atas menunjukkan bahwa komponen biaya produksi pali besar adalah biaya untuk pembelian pakan hamper 50 % dari biaya produksi. Oleh sebab itu usaha budidaya vanamei memerlukan menejemen pakan yang akurat sehingga biaya produksi dapat ditekan.

 

 

 

      1. Produksi dan Pendapatan

Produksi budidaya dengan menggunakan teknologi BUSMETIK untuk siklus I diperoleh total panen sebanyak (2.049 kg) per tahunnya jauh lebih besar dibandingkan dengaan menggunakan non BUSMETIK (778 kg ) sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 4 berikut.

Tabel 4. Produksi dan hasil penjualan Uji Coba Lapang BUSMETIK

 

Siklus

Jumlah Benur (ekor)

Size (gr)

Jumlah (ekor)

VOLUME PANEN (Kg)

RUSAK (%)

VOLUME TERJUAL (Kg)

Harga (Rp)

Penerimaan (Rp)

SR (%)

HR (%)

 

Siklus 1

50,000

27

30,455

822

2.00

806

86,000

69,302,180

0.93

100

 

22

10,050

221

2.00

217

74,000

16,034,172

 

18

6,102

110

2.00

108

62,000

6,673,635

 

Jumlah

50,000

 

46,607

1,153

 

1,130

 

92,009,987

 

 

 

Siklus 2

50000

25

29,876

747

3.00

724

74,000

53,612,482

0.85

100

 

20

11,354

227

3.00

220

62,000

13,656,591

 

16

1,200

19

3.00

19

51,000

949,824

 

Jumlah

50,000

 

42,430

993

 

963

 

68,218,897

 

 

 

Siklus 3

50000

28

28,900

809

2.50

789

78,000

61,539,660

0.88

100

 

21

12,786

269

2.50

262

68,000

17,801,948

 

16

2,345

38

2.50

37

53,000

1,938,846

 

Jumlah

50,000

 

44,031

1,115

 

1,087

 

81,280,454

 

 

 

Total 1+2+3

150,000

 

133,068

3,262

 

3,181

 

241,509,338

 

 

 

                     

Keterangan :

           

 

SR      

= Survival rate / persen kehidupan benur

     

 

HR

= Hatching rate / persentase  keberhasilan

     

 

Size

= Ukuran panen udang

     

 

Rusak

= tingkat kerusakan yang tidak dapat dijual

     

 

                 

 

                                         

 

Dari tabel 4 di atas terlihat bahwa siklus 1 merupakan siklus dengan produksi paling tinggi yaitu mencapai 1.153 Kg dengan jumlah terjual sebanyak 1.130 Kg. produksi ini hamper sama dengan siklus ke 3 dengan produksi 1.115 Kg dengan volume terjual sebesar 1.087 Kg. Sedangkan siklus dengan produksi paling kecil adalah siklus 2 dengan jumlah produksi sebanyak 993 Kg dengan volume terjual sebanyak 963 Kg.

Rendahnya produksi pada siklus ke 2 disebabkan oleh musim dimana pelaksanaan siklus kedua dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai dengan Januari 2019 dimana pada sat ini curah hujan sangat tinggi dan sering terjadi fluktuasi cuaca. Akibatnya survaivel benur menurun, nafsu makan berkurang dan mengakibatkan pertumbuhan tidak optimal. Sedangkan pada siklus pertama dan ke 3 dilaksanakan pada musim kemarau dengan intensitas hujan sangat minim.

 

      1. Laba-Rugi Usaha

Tabel 5. Laba Rugi Usaha Uji Coba Lapang BUSMETIK

NO

URAIAN

SIKLUS  1

SIKLUS  2

SIKLUS 3

JUMLAH (Per Tahun)

A

Total Penerimaan

92,009,987

68,218,897

81,280,454

241,509,338

 

 

 

 

 

 

B

 Pengeluaran

53,253,203

49,980,666

51,874,120

155,107,989

 

1. Biaya tetap

18,965,323

17,550,298

17,954,250

54,469,871

 

2. Biaya Variabel

29,726,834

27,869,322

29,358,824

86,954,981

 

3. Penyusutan

4,561,046

4,561,046

4,561,046

13,683,138

 

 

 

 

 

 

 

R/L sebelum pajak

38,756,784

18,238,231

29,406,334

86,401,349

 

Pajak UMK Final  (1%)

387,568

182,382

294,063

864,013

 

Laba Setelah Pajak

38,369,216

18,055,849

29,112,270

85,537,335

 

Tabel 5 tersebut diatas menunjukkan bahwa teknologi BUSMETIK memberikan keuntungan yang nyata. Dengan luas petakan 500 m2 diperoleh keuntungan bersih selama 1 tahun sebesar Rp. 85.537.335.

Meskipun volume produksi antara siklus ke 1 dengan siklus ke 3 tidak jauh berbeda namun keuntungan yang diperoleh menunjukkan perbedaan yangnyata, hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan harga benur dan kenaikan harga pakan sehingga kenaikan keduanya mengakibatkan biaya produksi menjadi meningkat.

Dengan asumsi bahwa unit budidaya teknologi BUSMETIK yang dapat dioperasikan oleh 1 orang operator sebanyak 4 unit maka keuntungan yang diperoleh akan mencapai 4 unit x Rp. 85.537.335  = Rp. 342.149.341.- / tahun. Dan bila dihitung per bulan maka seorang pelaku utama yang mengoperasikan 4 petak BUSMETIK akan berpenghasilan rata-rata Rp. 28.512.445.  dengan besaran ini tentunya rumah tangga perikanan akan sejahtera.

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

    1. Rekomendasi
  1. Teknologi budidaya dengan BUSMETIK sesuai untuk dikembangkan di Kabupaten Langkat.
  2. Alih teknologi ini perlu segera disosialisasikan kepada para pelaku utama budidaya vanamei.
  3. Untuk mendukung alih teknologi ini dibutuhkan peran serta perbank-kan untuk menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor perikanan sebagai biaya investasi dan operasional.

 

    1. Penutup

Demikian laporan uji coba lapang paket teknologi spesifik lokasi ini disusun kiranya dapat mempercepat tingkat adopsi teknologi BUSMETIK di Kabupaten Langkat.

 

Stabat,    Juni 2019

Pelaksana

 

 

Markus Sembiring,S.Pi.,M.I.L

Penyuluh Perikanan Muda




Video Terkait:


Tulis Komentar Facebook

Tuliskan komentar anda dari akun Facebook

Tulis untuk sebuah komentar

Ada 1 Komentar untuk Berita Ini

Lihat semua komentar

Tulis sebuah komentar